Memahami Makna Hakikat Pendidikan Nasional

Memahami Makna Hakikat Pendidikan Nasional

Memahami Makna Hakikat Pendidikan – Pengertian Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terenana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ada tiga hal yang dapat kita simpulkan dari pengertian pendidikan di atas, yaitu:

1. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Pendidikan di selenggarakan harus dengan kondisi yang sadar dan terencana. Pendidiikan tidak bisa di selenggarakan hanya sebatas terselenggara saja namun harus di selenggarakan dengan sengaja dan di rencanakan. Perencanaan pendidikan di lakukan oleh semua stakeholder yang berkepentingan yaitu pemerintah pusat dan daerah (makroskopis) dan pihak sekolah (mikroskopis). Secara makroskopis merencanakan kebijakan-kebijakan tentang segala hal yang di butuhkan dalam pendidikan sedangkan secara mikroskopis merencanakan segala bentuk operasional. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan yang akan di capai. Tanpa perencanaan yang baik, maka akan susah untuk mencapai keberhasilan.

2. Mewujudkan Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran

Dalam Pendidikan, harus terjadi dan terlaksana proses belajar dan pembelajaran.
Belajar adalah proses aktivitas yang di lakukan oleh seseorang yang di tandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain.

Baca Juga : 5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

Pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya masing-masing. Pembelajaran di lakukan antara peserta didik, pendidik, dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan peserta didik. Yang perlu di ingat adalah, guru tidak sebatas transfer ilmu dari sumber belajar kepada peserta didik, namun guru berfungsi lebih dari itu, yaitu harus mampu membuat peserta didik mengembangkan potensinya.

Setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda sehingga guru tidak bisa menyamakan kemampuan semua peserta didik. Guru tidak bisa memaksakan seorang peserta didik menguasai semua pelajaran. Yang harus di tekankan oleh para guru adalah bagaimana peserta didik dapat memahami potensinya dan dapat mengembangkannya sendiri karena sejatinya guru adalah sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensinya.

3. Memiliki Kekuatan Spiritual Keagamaan, Pengendalian Diri dan Kepribadian

Goal dari pendidikan adalah agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

5 Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia, Universitas hingga Politeknik

Jenis Pendidikan Tinggi – Bagi siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, tentu masih awam dengan jenis pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Calon mahasiswa pasti pernah mendengar jenis pendidikan tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik hingga akademik. Sebelum memilih salah satu di antaranya, akan lebih baik mengetahui jenis jenis pendidikan tinggi dan perbedaannya. Melansir dari berbagai laman, berikut penjelasan mengenai universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik hingga akademi.

Jenis Pendidikan Tinggi di Indonesia

1. Universitas

Universitas menjadi salah satu pendidikan tinggi yang sering di dengar. Pendidikan universitas terdiri dari sejumlah fakultas yang menyelenggarakan dengan bidang ilmu yang berbeda beda ilmu. Selain itu, universitas juga bisa menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai rumpun ilmu tanpa batas. Seperti rumpun ilmu agama (syariah, ekonomi islam, ilmu penerangan agama Hindu dan masih banyak lainnya).

2. Institut

Institut juga hampir sama dengan universitas. Bedanya, fakultas dalam institut berasal dari satu jenis keilmuan saja. Sedangkan universitas fakultasnya berasal dari berbagai jenis keilmuan. Misalnya Institut Teknologi Bandung (ITB) hanya fokus kepada rumpun ilmu alam. Sehingga fakultas ITB hanyalah yang terkait dengan ilmu alam. Seperti ilmu angkasa, ilmu kebumian, ilmu biologi, ilmu kimia, ilmu fisika dan lain sebagainya.

Baca Juga : Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

3. Sekolah Tinggi

Sekolah tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan Pendidikan Akademik dan atau Pendidikan Vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Perbedaan besar sekolah tinggi dengan universitas maupun institut yakni sekolah tinggi terdiri dari satu fakultas yang terbagi dalam berbagai jurusan. Misalnya sekolah tinggi ilmu komunikasi hanya menyediakan jurusan jurusan danri fakultas Komunikasi. Seperti Hubungan Masyarakat, Penyiaran, Periklanan dan sebagainya.

4. Politeknik

Satu lagi jenis pendidikan tinggi yang ada di Indonesia adalah Politeknik. Politeknik adalah sekolah tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi saja. Tujuan Politeknik adalah menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi lulusan yang punya kemampuan profesional di bidang tertentu. Selain itu juga bisa menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi agar taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan umat manusia meningkat.

5. Akademi

Jenis pendidikan tinggi lainnya yang terdapat di Indonesia yakni Akademi. Akademi sama dengan politeknik karena hanya menyelenggarakan pendidikan Vokasi saja dalam satu atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni tertentu. Beda antara Politeknik dan Akademi adalah Politeknik bisa menyelenggarakan Pendidikan Vokasi dari beberapa rumpun ilmu. Sedangkan Akademi hanya bisa menyelenggarakan pendidikan vokasi dari satu cabang ilmu saja. Misalnya di Politeknik Negeri Jakarta ada jurusan dalam rumpun ilmu rekayasa (teknik elektro, teknik mesin, teknik kimia dan lain sebagainya.)

Dari 5 jenis pendidikan tinggi di Indonesia pembedanya yakni jenis jenis perguruan tinggi adalah cakupan bidang ilmunya. Universitas, Institute dan Sekolah Tinggi lebih fokus kepada Pendidikan Akademik (meskipun bisa menyelenggarakan Pendidikan Vokasi juga)

Politeknik dan Akademi khusus menyelenggarakan pendidikan vokasi. Rumpun ilmu yang di ajarkan di universitas juga sangat bervariasi. Sementara rumpun ilmu yang di ajarkan di jenis perguruan tinggi lainnya lebih spesifik.

Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

Tingkat Pendidikan Tinggi di Indonesia dari S1, S2, hingga S3

Tingkat Pendidikan Tinggi – Dalam sistem pendidikan di Indonesia, jalur akademik untuk pendidikan tinggi di bagi ke dalam tiga strata. Yakni Strata 1 yang mencetak lulusan sarjana, Strata 2 untuk program magister, serta Strata 3 yang memberikan gelar doktor. Meski sama-sama di kategorikan sebagai jenjang pendidikan tinggi, ketiganya memiliki perbedaan mendasar dalam sejumlah hal. Dari kedalaman ilmu hingga kompetensi lulusan yang di harapkan.

Berikut adalah beberapa poin utama yang dapat di gunakan sebagai tolok ukur untuk membandingkan jenjang Strata 1, 2, dan 3 di Indonesia.

Jumlah SKS dan Masa Studi

Masa studi pada setiap jenjang pendidikan tinggi diukur dalam Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus di penuhi seluruh mahasiswa agar mencapai kualifikasi lulusan masing-masing strata. Hal ini juga menjadi perbedaan mendasar ketika kita membandingkan jenjang S1, S2, dan S3.

Beban studi atau SKS yang di berikan kepada mahasiswa akan berbanding lurus dengan lama masa studi yang harus di tempuh. Program Strata 1, misalnya, memiliki rentang beban studi dalam kisaran 144-160 SKS yang dapat di tempuh oleh mahasiswa selama kurang lebih empat tahun atau delapan semester.

Untuk program magister dan doktor, jumlah SKS akan lebih sedikit sehingga masa studi yang di jalani pun menjadi lebih sebentar. Program Magister S2 hanya terdiri dari 36 SKS yang dapat di selesaikan dalam masa empat semester atau dua tahun. Sementara itu, masa studi jenjang akademik S3 berkisar antara 6-14 semester dengan jumlah SKS yang bervariasi. Dan di sesuaikan dengan kebijakan program studi.

Baca Juga : Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Fokus Keilmuan dan Proses Perkuliahan

Poin penting lain yang membedakan S1, S2, dan S3 adalah fokus bahasan serta kedalaman ilmu. Mahasiswa S1 yang mengejar gelar sarjana akan di bekali dengan berbagai macam teori keilmuan dari program studi yang di pilih. Sebagai contoh, jika memilih program studi S1 Psikologi. Maka mata kuliah yang di berikan akan berpusat pada pengenalan berbagai teori-teori psikologi yang di kemukakan berbagai ahli, dari teori klasik hingga modern.

Meski tidak terlalu mendalam seperti program magister dan doktoral. Perkuliahan S1 juga melibatkan sejumlah penelitian dengan menerapkan berbagai teori yang telah dipelajari. Bidang keilmuan serta teori-teori tertentu nantinya bisa di pelajari secara lebih mendalam jika kamu melanjutkan studi ke jenjang Magister. Di jenjang ini, kamu juga harus mengembangkan berbagai penelitian dan menulis karya ilmiah hingga di terbitkan di portal jurnal nasional maupun internasional.

Fokus keilmuan serta proses perkuliahan akan berbeda saat kamu menempuh jenjang pendidikan S3. Dalam tahap ini, proses perkuliahan akan di dominasi dengan kegiatan penelitian maupun pengembangan teori-teori terbaru yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang di pilih. Mahasiswa S3 juga di tuntut untuk dapat memecahkan berbagai problematika berdasarkan pemahaman multidisipliner.

Jadi, dapat di simpulkan jika mahasiswa akan mengenal dan mempelajari berbagai teori pada jenjang S1. Mendalami satu teori atau bidang keilmuan tertentu di jenjang S3, serta mengembangkan teori baru yang sesuai dengan bidang keilmuannya saat menempuh jalur S3.

Penilaian Akhir dan Kualifikasi Lulusan

Selain mempertimbangkan indeks prestasi, mahasiswa dari setiap strata pendidikan tinggi juga harus menyelesaikan penilaian akhir. Dengan menyusun karya tulis ilmiah: skripsi untuk gelar sarjana, tesis untuk gelar master, dan di sertasi untuk gelar doktor.

Pembagian tingkatan karya tulis ilmiah tersebut tidak semata-mata di pilih tanpa alasan. Penyusunan skripsi, tesis, maupun di sertasi di harapkan dapat menciptakan lulusan berkompeten dan memenuhi kualifikasi yang telah di tetapkan.

Lulusan bergelar sarjana di harapkan mampu menerapkan ilmu dan teori yang di pelajarinya dengan mengambil peran tertentu. Dalam berbagai kegiatan produktif di masyarakat. Sementara itu, lulusan S2 yang telah menyelesaikan studi magister harus bisa memberikan layanan yang lebih luas melalui berbagi penelitian dan pengembangan teori yang mendalam.

 

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, Cara Implementasinya

Pendidikan karakter atau character education merupakan modal utama seseorang untuk sukses. Hal ini juga tengah digalakkan oleh pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pendidikan karakter harus di ajarkan, di jadikan kebiasaan secara konsisten sehingga bisa membawa dampak yang baik pada setiap peserta didik. Adapun, guru dan lembaga pendidikan merupakan sosok yang berperan besar dalam proses tersebut.

Meski begitu, saat ini masih banyak yang belum secara pasti mengerti dengan apa yang di maksud sebagai pendiidikan karakter. Untuk itu, cari tahu informasi selengkapnya di sini.

Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada peserta didik. Harapannya, peserta didik bisa bersikap dan bertindak sesuai dengan standar, nilai yang telah menjadi kepribadiannya tanpa goyah.

Oleh karena itu, pendidikan karakter di artikan sebagai pendidikan moral, watak, budi yang tujuannya untuk mengembangkan peserta didik dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Manfaat Pendidikan Karakter 

Pendidikan karakter memiliki banyak manfaat yang berguna bagi peserta didik. Melalui pendidikan tersebut, mereka bisa memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik.

Bahkan menurut para ahli, kecerdasan emosional bisa membuat seorang anak menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan dengan baik di masa depan. Selain itu, pendidiikan karakter mampu membuat anak menggunakan pengetahuan dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari character education adalah membentuk pribadi yang baik, menjadikan seseorang warga negara yang baik, dan dapat di terima oleh lingkungan dan nilai-nilai luhur budaya di sekitar.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik sehingga menjadikan seseorang individu yang unggul secara intelektual, maupun emosional. Tujuan lainnya juga meningkatkan mutu dari proses pendiidikan sehingga bisa membentuk karakter atau akhlak yang mulia secara utuh, terpadu dan seimbang.

Cara Implementasi Character Education

Pada dasarnya, implementasi implementasi pendiidikan melalui beberapa tahapan agar dapat menyesuaikan dengan baik secara kejiwaan, mindset dan nilai-nilai yang dianut sebelumnya. Paling penting dalam proses ini adalah di lakukan secara konsisten atau berkesinambungan. Dengan begitu, akan terbentuk rasa dan cara pandang seseorang terhadap nilai atau kebiasaan baru dalam pembentukan karakter.

Orang tua harus turut bekerja sama dengan guru dan sekolah agar proses pembentukan karakter dapat berlangsung dengan baik. Oleh karenanya, orang tua harus memperhatikan betul sekolah yang di pilih agar bisa melaksanakan amanat tersebut dengan tepat.

Pendidikan Karakter di BINUS SCHOOL Semarang

BINUS SCHOOL Semarang merupakan salah satu sekolah yang memiliki kualifikasi yang tepat dalam membentuk pendiidikan karakter anak. Bagaimana tidak, sekolah yang berlokasi di POJ Avenue Kav 3, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah berdedikasi menjadi panutan dan pembentuk karakter siswa.

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral

Alasan Seseorang yang Pendidikan Tinggi belum Tentu Bermoral – Beberapa hari terakhir ini media internasional dan nasional ramai-ramai menyiarkan berita mengejutkan tentang sosok warga asal Indonesia yang tega melakukan kejahatan seksual di Inggris hingga ia divonis penjara seumur hidup oleh pengadilan setempat.

Peristiwa ini seolah memberi cambuk dan pelajaran bagi kita, bahwa sebenarnya seseorang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi belum tentu memiliki akhlak atau moral yang baik, justru sebaliknya, bisa dengan mudah melakukan tindak amoral kepada sesama manusia.

Lantas, mengapa seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu bermoral baik dalam kehidupan sehari-harinya? Setidaknya berikut ini 5 alasan yang perlu kamu ketahui.

1. Karena Moral Baik Itu Bersumber Dari Bersihnya Hati

Seseorang yang hatinya tidak bersih bahkan tidak takut kepada Sang Pencipta, maka ia akan mudah terjerumus perilaku amoral dan enggan menyesali hal tersebut dalam hidupnya.

Berbeda dengan seseorang yang memiliki hati bersih, sekalipun ia pernah tergelincir ke dalam perbuatan salah, maka ia segera menyesal dan berjanji untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari. Dengan demikian, seseorang yang hatinya bermasalah maka ia akan sulit untuk memiliki moral yang baik, sekalipun ia adalah seorang atau tokoh yang sudah mengenyam pendidikan tinggi.

2. Lingkungan Yang Tidak Sehat Dapat Memicu Seseorang Mudah Melakukan Kejahatan

Lingkungan yang tidak kondusif kerap membuat seseorang bisa dengan mudah berbuat tidak baik, tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang ia tempuh. Oleh karena itu, seseorang yang tidak bisa menjaga dirinya dari lingkungan yang buruk akan dengan cepat terpengaruh dan menjadi pribadi yang tidak baik, apalagi jika nilai-nilai budi pekerti sangat minim tertanam dalam diri seseorang. Alhasil ia akan mudah mengikuti arus perkembangan zaman hingga terkontaminasi lingkungan yang tidak sehat.

3. Minimnya Peran Orangtua dan Keluarga Dalam Menanamkan Nilai Moral

Peran orangtua dan keluarga sangat berarti dan vital dalam membentuk karakter seorang anak. Untuk itu, orangtua yang tidak mengedukasi anak-anaknya tentang moral yang baik dan buruk sejak usia dini. Maka hal tersebut bisa menjadi bumerang ketika sang anak dewasa. Ini karena anak tidak punya pegangan dan pengawasan dari orangtuanya sehingga anak merasa bebas untuk berbuat sesuka hati di dalam hidupnya

Baca Juga : Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Jadi tidak heran, jika anak tersebut menempuh pendidikan tinggi, belum menjamin sang anak memiliki budi pekerti yang baik. Sebab ia belum mendapatkan pengajaran tersebut dari sekolah pertamanya, yakni orangtua dan keluarga sang anak.

Jadi, sebagai orangtua, jangan alpa dan lengah mengawasi anak-anak. Jangan sampai orangtua hanya fokus terhadap jenjang pendidikan formal anak namun abai mengajarkan pendidikan moral kepada anak.

4. Renggangnya Hubungan Dengan Sang Maha Pencipta

Semakin jauh hubungan seseorang dengan Penciptanya, maka semakin tak karuan hidup yang ia jalankan. Ingat, jangan merasa sudah benar sendiri dalam mengambil sikap dan tindakan dalam hidup tanpa melibatkan empunya semesta dalam keseharian kita.

Tak peduli seberapa tinggi pendidikan yang seseorang tempuh dalam kehidupannya, selama ia enggan merekatkan hubungan dengan Sang Pemilik Jagat, maka kehancuran moral pun dapat terjadi.

Hidupnya akan dipenuhi ego dan tidak takut untuk berbuat amoral karena merasa diri hebat. Hati-hati ya, jangan bosan merenung dan memperbaiki diri agar kita semakin menyadari bahwa sebagai seorang manusia. Kita tak akan pernah luput dari khilaf dan salah.

Dengan begitu kita akan sibuk memperbaiki akhlak diri sendiri. Bukan malah bangga dan merasa baik-baik saja dengan perbuatan amoral yang kita lakukan.

5. Karena Menganggap Pendidikan Tinggi Hanya Sebagai Status Sosial

Alangkah buruknya jika seseorang berniat untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya hanya untuk mendapatkan kedudukan atau status sosial di masyarakat. Perilaku ini akan membuat seseorang mudah untuk terjerumus ke dalam perilaku amoral.

Maka tidak heran kita kerap menyaksikan sebagian orang pintar dengan berbagai titel di belakang namanya namun tidak punya akhlak atau attitude. Sehingga sangat mudah melakukan tindak korupsi, atau kejahatan-kejahatan lainnya.

Seperti padi, makin tinggi makin merunduk, demikian juga seharusnya manusia dalam menempuh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan maka akhlaknya pun harus semakin baik dan rendah hati, sehingga bisa menjadi teladan dan contoh bermanfaat bagi orang lain.

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan, Beretika

Tanda Kamu adalah Orang yang Berpendidikan – Pendidikan dalam konteks ini tidak hanya merujuk pada pendidikan formal. Sebab, pendidikan bukan hanya tentang nilai akademik juga gelar yang didapatkan. Lebih dari itu, pendidikan juga tentang bagaimana kamu membawa diri, berpikir, serta berinteraksi dengan orang-orang sekitarmu.

Orang yang berpendidikan akan menunjukkan sejumlah sikap maupun perilaku positif yang berdampak baik bagi dirinya sendiri juga orang lain. Jika kamu merupakan orang berpendidikan, berikut tanda-tanda yang ada dalam dirimu.

1. Memiliki Etika dan Moral Yang Baik

Etika berhubungan dengan perilaku, perbuatan, serta tingkah laku manusia. Perilaku yang baik akan dianggap sebagai etika yang baik pula. Sedangkan moral berkaitan dengan tanggung jawab dan hati nurani. Nilai moral menyebabkan seseorang merasa bersalah atau tidak bersalah.

Orang yang berpendidikan tinggi memiliki etika dan moral yang baik. Jika kamu termasuk di antaranya, kamu senantiasa menghormati orang lain, bersikap jujur, peduli terhadap sesama, menjaga janji, serta berani berkata benar.

2. Bersikap Mandiri

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan. Namun, bukan berarti kamu dapat bergantung kepada orang lain setiap waktu. Kemandirian itu penting dalam menjalani hidup. Sikap mandiri membuat kamu tidak mudah mengandalkan orang lain dan membuat mentalmu menjadi lebih tangguh.

Orang yang berpendidikan tinggi mampu mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memenuhi kebutuhan emosional dan finansial. Mereka tidak menggantungkan kebahagiaannya kepada orang lain. Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

3. Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

Orang berpendidikan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Jika kamu adalah orang yang berpendidikan, kamu selalu ingin belajar hal-hal baru untuk memperluas wawasan dan pengetahuanmu. Pembelajaran tidak terbatas saat kamu telah menyelesaikan pendidikan formal, melainkan sepanjang hayat.

Baca Juga : Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Kamu senang berdiskusi dengan orang lain mengenai berbagai macam topik. Kamu senang mengasah keterampilanmu dengan mengikuti seminar atau workshop. Kalau kamu membuat kesalahan, kamu menjadikan kesalahan tersebut sebagai pembelajaran dan bersedia untuk terus berkembang.

4. Memiliki Rasa Syukur Yang Besar

Banyak orang tidak bisa menikmati hidupnya karena kurangnya rasa syukur. Mereka hanya mengeluh, merasa rendah diri, dan berpikir negatif. Namun, orang yang berpendidikan memiliki rasa syukur yang besar atas apa yang mereka punya.

Kamu yang senantiasa bersyukur akan fokus pada hal-hal di sekitarmu dan mampu menghargai proses hidupmu. Kamu selalu bisa melihat sisi terbaik dari masalahmu, tidak bersikap berlebihan, dan senang berbagi terhadap sesama. Sikap itulah yang membuat kamu mampu menikmati hidup.

5. Punya Rasa Humor Yang Baik

Orang berpendidikan punya rasa humor yang baik. Hal inilah yang membantu mereka tetap tenang dan bahagia dalam menjalani hidup. Jika kamu orang berpendidikan, kamu mampu menertawakan diri sendiri dan tidak selalu menganggap hidup dengan “terlalu” serius.

Kamu menikmati momen-momen lucu. Kamu berkumpul dengan teman-temanmu dan bercanda. Sekalipun kamu menghadapi situasi yang sulit, kamu selalu bisa menemukan sisi lucu darinya.

6. Memiliki Keterampilan Mengelola Waktu Yang Baik

Orang berpendidikan cenderung dapat mengelola waktu dengan baik. Bagi mereka, mengelola waktu itu amat penting. Setiap manusia memiliki waktu yang sama setiap harinya, tetapi cara menggunakan waktu tersebutlah yang berbeda.

Keterampilan mengelola waktu yang baik membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Ada sejumlah teknik manajemen waktu yang mungkin biasa kamu terapkan, yakni teknik pomodoro dan time blocking. Kamu juga cenderung

menghindari multitasking agar bisa meningkatkan efisiensi.

7. Punya Keinginan Untuk Terus Belajar

Keinginan untuk terus belajar tergolong sikap yang penting di miliki oleh seseorang di tengah dunia yang serba cepat. Sikap inilah yang di miliki oleh orang berpendidikan. Bagi mereka, pembelajaran tidak pernah berhenti, pembelajaran adalah sepanjang hayat.

Orang yang berpendidikan biasanya punya keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan diri mereka. Mereka senantiasa mencari cara untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Sikap ini tentunya mendatangkan banyak manfaat, seperti dapat meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kepuasan kerja.

Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Manfaat Pendidikan Karakter yang Penting untuk Anak

Manfaat Pendidikan Karakter – Usia dini merupakan masa paling kritis untuk pembentukan karakter seseorang. Penanaman moral melalui pendidikan karakter sejak usia dini adalah kunci yang paling tepat untuk membangun bangsa. Mengapa demikian? Karena dengan cara ini, anak akan tumbuh menjadi pribadi berkarakter. Lingkungan yang sehat dan berkarater merupakan hal paling berpengaruh bagi pembentukan karakter seseorang. Selain itu, peran keluarga, sekolah dan seluruh komponen masyarakat juga berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang.

Apa Tujuan Dibentuknya Pendidikan Karakter?

  • Dapat mengetahui berbagai karakter baik seseorang
  • Dapat mengartikan dan menjelaskan karakter
  • Menunjukan atau menerapkan contoh perilaku berkarakter dalam kehidupan sehari hari
  • Dapat memahami sisi baik menjalankan perilaku berkarakter

Lalu apa saja manfaat pendidikan karakter bagi anak? Berikut penjelasanya yang di lansir dari berbagai sumber.

1. Membentuk Karakter Diri

Sudah pasti pendidikan karakter adalah bertujuan untuk membentuk karakter diri, karena pendidikan karakter menjadikan individu yang maju, mandiri, tangguh dalam menggengam prinsip dan penuh tanggung jawab.

2. Mengetahui Peluang dan Bahaya Lingkungan

Pendidikan karakter juga akan menjadi benteng dalam memerangi berbagai perilaku berbahaya. Serta membantu mempersiapkan anak menghadapi banyak peluang dan bahaya yang tidak di ketahui yang ada di masyarakat saat ini. Pendidikan karakter memberikan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk mengetahui bahaya apa yang ada di masyarakat dan cara menangani hal itu dengan benar.

Baca Juga : Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

3. Melatih Mental dan Moral

Mencegah terjadinya kondisi mental yang lemah dan moral yang tidak baik. Dengan meningkatkan kondisi mental dan moral individu, maka akan menciptakan suasana yang kondusif dan mencegah terjadinya perpecahan. Pendidikan karakter ini juga menjadikan ia seseorang yang tangguh menghadapi segala masalah dan bjiak menerapkan keadilan.

4. Baik Dalam Mengambil Keputusan dan Bertanggung Jawab

Seiring meningkatnya moral dan kemampuan berpikir, pendidikan ini sangat berperan penting dalam mempengaruhi kemampuan berpikir individu. Oleh karena itu, seseorang akan lebih bijak dalam mengambil keputusan dan mendorong rasa tanggung jawab yang besar.

5. Disiplin

Sekolah sekolah yang mengajarkan pendidikan karakter melaporkan kinerja akademik yang lebih tinggi. Kehadiran yang lebih baik, pengurangan kekerasan, lebih sedikit masalah disiplin, pengurangan penyalahgunaan zat, dan lebih sedikit vandalism.

6. Menciptakan Generasi Yang Berintegritas

Dengan karakter yang kuat akan menjadi seorang individu menjadi lebih teguh dan kokoh dalam menjalani hidup. Hal tersebut akan sangat penting dalam kegiatan berbangsa dan bernegara. Integritas ini yang penting di bentuk dalam pendidikan karakter. Dengan adanya integritas yang tinggi, menjadikan seseorang individu akan menjunjung tinggi nilai integritas bangsa dan negara.

Itulah beberapa tujuan dan manfaat pendidikan karakter untuk anak. Pendidikan karakter tidak hanya penting bagi seseorang tapi juga masyarakat. Bayangkan jika setiap keluarga atau sekolah senantiasa menerapkan pendidikan karakter bagi setiap anak, tentu saja akan banyak lahir generasi penerus yang mengerti akan kemajuan bangsa dan senantiasa menghormati sesamanya.

Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

Pendidikan Multikultural: Definisi, Fungsi, dan Tujuannya

Pendidikan multikultural adalah salah satu pembelajaran yang sangat penting untuk siswa pelajari di sekolah. Apalagi perkembangan zaman sekarang yang begitu cepat dan persaingan global yang semakin ketat, anak anak memiliki keharusan untuk beradaptasi dengan banyaknya budaya lain. Lantas, apa fungsi dan tujuannya dari pendidikan multikultural tersebut?

Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang menanamkan pentingnya menghargai, menghormati, memahami, dan menerima keanekaragaman pluralitas dan heterogentiras dari sisi budaya, etnis, suku, maupun agama untuk sebuah keadilah sosial. Konsep pendidikan multikultural sangat penting untuk pembelajaran anak sejak dini agar tumbuh menjadi manusia yang penuh toleransi.

Inilah yang membuat guru maupun orang tua perlu memberikan pendidiikan multikultural secara langsung. Perlu orang tua dan guru pahami juga bahwa pendidikan ini adalah suatu proses berkelanjutan, bukan program yang ada masa berakhirnya. Proses belajarnya akan terus berjalan sepanjang masih ada peradaban pendidikan dan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Harapanya anak yang mendapatkan pendidikan ini sejak dini bisa mendapatkan pengalaman beragam. Selain itu, harapannya agar mereka mau memahami, mengerti serta menerima setiap perbedaan latar belakang. Dengan begitu, mereka mampu mempraktikan dalam lingkup masyarakat di mana pun mereka berada.

Baca Juga : Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural memiliki tujuan yang sangat penting. Inilah berbagai tujuan tersebut

  • Melatih murid agar terbiasa bersikap positif jika ada teman, guru, kerabat, atau kelompok yang memiliki budaya, bahasa, etnis, suku, dan kelompok yang berbeda dengan mereka.
  • Membiasakan diri anak untuk hidup damai dalam keberagaman dan perbedaan.
  • Memaksimalkan fungsi sekolah ketika harus menghadapi berbagai keberagaman yang di miliki oleh setiap siswa.
  • Mengajarkan bagaimana cara menghargai perbedaan di kehidupan sosial
  • Melatih kemampuan sosial anak atau siswa dalam berinteraksi di lingkungan yang berbeda beda.

Fungsi Pendidikan Multikultural

  • Membuat karakter peserta didik atau siswa menjadi lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.
  • Langkah yang di bangun sejak dini untuk menjaga keuntungan bangsa karena masyarakatnya yang beragam
  • Mengajarkan kepada anak jika konflik pasti akan selalu ada ketika bersosialisasi, namun mereka harus mampu menyikapinya dengan perilaku yang positif.
  • Terakhir, bisa meningkatkan kemampuan berbahasa asing

Salah satu cara untuk mengenalkan pendiidikan multikultural pada anak adalah dengan menyekolahkan mereka ke sekolah internasional. Sekolah ini memiliki pembelajaran beberapa bahasa asing seperti Jerman, Jepang, dan bahasa Inggris. Dalam kurikulumnya juga di lengkapi dengan persiapan ujian bahasa Jerman (Goethe Zertifikate AI, A2, B1, B2), persiapan ujian bahasa Jepang (Japan Language Proficience Test, JLPT), dan serta TOEFL. Di sekolah ini di sediakan fasilitas untuk para siswa mengembangkan wawasan internasional mereka.

Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Fungsi Pendidikan Jasmani di Sekolah untuk Anak

Fungsi Pendidikan Jasmani – Pendidikan jasmani di sekolah membantu anak tumbuh aktif dan sehat. Tak hanya itu, simak juga fungsi pendidikan jasmani lainnya di sini. Olahraga memiliki sederet manfaat bagi anak anak. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan salah satu sarana pembelajaran kemampuan olahraga bagi anak. Fungsi pendidikan jasmani sangat penting karena melibatkan aktivitas motorik secara langsung. Itulah mengapa, pendidikan jasmani tidak boleh di sepelekan atau di nomer dua kan. Berikut ini beberapa tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk anak:

1. Memenuhi Kebutuhan Ruang Gerak Anak

Anak memiliki kebutuhan untuk bergerak dan bermain. Hal ini memang sudah termasuk dalam karakter anak, yaitu senang bermain, berlari, bergerak, dan aktif. Terlalu lama duduk di kelas setiap hari tentunya akan membuat anak bosan. Itulah pentingnya pendidikan jasmani bagi anak. Fungsi pendidikan jasmani dapat menjadi penyeimbang kegiatan belajar sekaligus memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dirinya dalam hal bergerak.

2. Otot dan Tulang Lebih Kuat

Salah satu fungsi pendidikan jasmani adalah membantu pembentukan otot dan tulang anak menjadi maksimal. Pada akhirnya, hal ini dapat menunjang pertumbuhan si kecil. Tentunya kebiasaan olahraga harus di barengi dengan pemberian nutrisi yang cukup kepada anak.

3. Mencegah Obesitas

Mengikuti pendidikan jasmani dan mempraktikannya dalam bentuk olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan anak tetap ideal, sesuai tahapan pertumbuhannya. Hal ini penting untuk mencegah berat badan berlebih. Dengan memastikan berat badan anak tetap ideal dan proporsional dengan tinggi badan, anak akan terhindar dari obesitas dengan berbagai komplikasinya

4. Menurunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

Mengajak si kecil mengikuti pendidikan jasmani tidak hanya bermanfaat baginya untuk saat itu, namun juga menjadi bekal baginya di masa depan. Beberapa penilitian menunjukan, anak yang di didik untuk berolahraga sejak dini memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika tumbuh dewasa. Karena, saat berolahraga, kadar gula darah di dalam tubuh cenderung turun dan organ jantung lebih stabiil. Dampak baiknya, tekanan darah juga normal.

5. Meningkatkan Mood Anak

Tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berkaitan dengan kesehatan jiwa anak. Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan zat endorfin yang membuat rasa bahagia. Dengan ini, anak akan lebih bersemangat dalam menjalani pelajaran lain di sekolah, juga dalam kehidupannya sehari hari. Pendidikan jasmani juga dapat menunjang kreativitas dan performanya dalam kegiatan sehari hari.

6. Melatih Kemampuan Sosial

Pendidikan jasmani biasanya juga di lakukan berkelompok. Beberapa jenis olahraga kelompok yang di ajarkan di sekolah antara lain sepak bola, baseball, basket, dan voli. Nah, salah satu manfaat olahraga beregu adalah meningkatkan kemampuan sosial dan kerja sama anak. Kemampuan sosialisai sangat penting sebagai soft skill di kemudian hari. Anak yang memiliki kemampuan kerja sama yang baik cenderung akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan menjalankan fungsinya sebagai mahkluk sosial

7. Membina Sikap Anak

Pembinaan nalar melalui pemecahan masalah sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Kemampuan ini dapat meningkatkan pencapaian domain kognitif dan afektif pada anak. Sikap yang di ajarkan dalam pendidikan jasmani seperti kedisiplinan, kejujuran, sportivitas, dan berbuat adil merupakan sikap positif yang perlu di pupuk sejak dini pada anak. Faktor faktor ini pun menjadi bekal bagi anak di kemudian hari

8. Mengenalkan Potensi Diri

Saat bergerak dan bermain, anak akan belajar dan mengenal potensi dirinya untuk merangsang pertumbuhan intelektual dan interaksi sosial di lingkungan sekitarnya. Mulai sekarang, jangan sampai pemakaian gadget lebih dominan dalam keseharian anak, ya! Pendidikan jasmani atau olahraga sama pentingnya untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Alasan Pendidikan Berperan Penting Bagi Masa Depan

Alasan Pendidikan Berperan Penting Bagi Masa Depan

Alasan Pendidikan Berperan Penting – Sering kali kita mendengar pernyataan seperti “tidak perlu sekolah tinggi-tinggi , tetangga saya lulusan sekolah dasar sekarang menjabat sebagai pemilik bisnis yang sangat berkembang”, pasti sobat OSC sering mendapatkan pernyataan tersebut baik dari tetangga maupun dari lingkungan sekitar. Lantas apakah pernyataan tersebut valid? Simak penjelasan berikut.

Sering kali kita beranggapan dengan menempuh masa pendidikan yang terbilang lumayan lama (12 tahun), apakah ini merupakan jaminan kita untuk dapat berkarir dengan sukses di masa depan? Anggapan serta ekspektasi dari diri sendiri maupun orang lain tentang masa depan sering kali membuat kita kebingungan akan arah hidup kita. Nyatanya , yang menentukan kedepannya akan menjadi apa dan bagaimana adalah kita sendiri.

Pendidikan bagi sebagian orang masih di anggap sebagai hal tersier yang bersifat tidak wajib. Kata mereka yang berpikiran demikian asalkan punya modal untuk membuka sebuah usaha maka saya tidak perlu susah-susah untuk menempuh pendidikan tinggi. Toh, laba yang saya dapatkan dengan membuka usaha bisa sama dengan atau bahkan melebihi mereka yang menempuh pendidikan tinggi.

Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, memang dalam beberapa kasus mereka yang membuka usaha sendiri walaupun tanpa pendidikan tinggi mampu menghasilkan atau mengembangkan bisnis mereka lebih dari mereka yang menempuh pendidikan tinggi. Akan tetapi, ini bukan menjadi alasan untuk berargumen bahwa pendidikan itu tidak penting. Nyatanya, manfaat dari pendidikan tinggi jauh lebih banyak dari sekedar mengembangkan usaha, lalu apa saja manfaat dari pendidikan? Simak penjelasan berikut

1.Tujuan Pendidikan Adalah Mencerdaskan Pola Pikir

Di samping dari tujuan bersekolah adalah untuk mendapatkan pekerjaan ataupun berwirausaha dan mendapatkan laba untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pendidikan melatih pola pikir kita dalam segala hal. Pola pikir sederhana seperti jika ada barang yang rusak harus kita perbaiki memiliki sudut pandang yang berbeda bagi orang yang memiliki pendidikan lebih.

Baca Juga : Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Masa Depan Bangsa

Orang dengan pendidikan lebih akan terlebih dahulu menganalisis apakah barang yang rusak tersebut masih cocok untuk di perbaiki dan apakah tenaga dan waktu yang di perlukan untuk memperbaiki barang tersebut akan setimpal dengan hasil yang di berikan atau tidak.

Sisi lain yang di tawarkan pendidikan adalah membuka sudut pandang baru. Dengan belajar dari banyak sumber mengenai banyak hal, orang dengan pendidikan tinggi tidak akan sembarang menghakimi orang lain. Ketika orang tersebut memiliki pendapat yang berbeda dengannya. Hal ini di sebabkan orang dengan pendidikan tinggi memiliki wawasan yang lebih luas sehingga sudut pandang mereka juga akan meluas yang menyebabkan toleransi mereka dalam menyikapi perbedaan juga akan cenderung tinggi.

2.Memungkinkan Kesetaraan

Orang dengan pendidikan tinggi dan wawasan luas cenderung mendapatkan kesetaraan dalam masyarakat. Kesetaraan yang di dapatkan bukan berasal dari harta yang di miliki oleh orang tersebut melainkan dari wawasan-nya. Sebagai mana hukum yang di tetapkan dalam masyarakat, semakin anda sopan, semakin kami segan. Orang dengan pendidikan tinggi cenderung memiliki toleransi dan sifat sopan kepada orang lain. Melalui hal ini kesetaraan dalam masyarakat dapat mereka dapatkan tanpa menunjukan jumlah kekayaan mereka.

3.Membuka Peluang Baru

Di samping untuk bekerja dan berwirausaha, pendidikan memungkinkan seseorang untuk melihat dunia dalam cakupan lebih luas. Sehingga rasa ingin tahu yang tinggi kerap muncul di dalam diri seseorang ketika mereka berpendidikan tinggi. Dengan adanya pendidikan tinggi, kemungkinan seseorang untuk dapat menghasilkan inovasi baru yang dapat menyelesaikan permasalahan di masyarakat cenderung tinggi. Inilah yang menyebabkan pendidikan penting bagi masa depan kita.