Contoh Digitalisasi Pendidikan untuk Kemudahan Sekolah Anda

Contoh Digitalisasi Pendidikan untuk Kemudahan Sekolah Anda

Contoh Digitalisasi Pendidikan – Murid-murid jaman sekarang tampaknya lebih lihai dalam menggunakan teknologi untuk kemudahan aktivitas sehari-hari. Mulai dari dari pesan makanan dari supermarket online sampai urusan sekolah pun semua sudah bisa di akses langsung dari smartphone.

Tentunya hal ini juga menuntut sekolah dan perguruan tinggi untuk menerapkan digitalisasi pendidikan. Siswa-siswinya canggih, tentu pihak pendidik pun tidak mau ketinggalan, bukan? Sudah banyak institusi yang menerapkan contoh digitalisasi pendidikan di Indonesia.

Nyatanya, digitalisasi pendidikan sangat membantu untuk kemudahan administrasi baik bagi siswa, guru atau dosen, dan tenaga kependidikan. Manfaatnya dapat di rasakan dalam jangka panjang dan akan membantu Anda untuk mencapai sinergi antar semua civitas akademika secara daring.

Jagoan Hosting menawarkan Anda pilihan kebutuhan digitalisasi pendidikan yang cocok dengan institusi Anda. Jika Anda membutuhkan referensi, berikut adalah contoh digitalisasi pendidikan yang terbukti memberikan manfaat

1. E-learning, Contoh Digitalisasi Pendidikan Yang Paling Dasar

Salah satu indikator minimal digitalisasi pendidikan adalah platform e-learning. Platform ini membantu siswa untuk mengakses seluruh materi-materi yang di butuhkan untuk pelajaran. Bukan hanya saat jam kelas saja, namun juga mendorong siswa belajar secara mandiri.

Platform e-learning sangat efisien bagi guru juga, lho. Guru dapat mengunggah materi tanpa harus membagikan satu per satu. Guru juga bisa memberikan penilaian secara digital sehingga raport per trimester atau semester pun tidak perlu lagi pergi ke sekolah atau mencetak banyak kertas.

Baca Juga : Alasan Pentingnya Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi

2. Ujian Online Bisa Menghemat Biaya dan Waktu

Contoh digitalisasi pendidikan yang mulai diterapkan secara masif adalah ujian online. Mulai dari tingkat nasional hingga per sekolah, kebijakan ujian online seolah menjadi standar kemajuan institusi pendidikan.

Bagaimana tidak, kemudahan ujian online untuk mengkalkulasi nilai yang didapatkan siswa dengan cepat serta langsung masuk ke database guru penguji yang bersangkutan menjadi daya tarik efisiensi pekerjaan tenaga pendidikan.

Tidak ada lagi mengoreksi tumpukan kertas, apalagi jika tulisan siswa sulit untuk dibaca!

3. Perpustakaan Digital Yang Bisa Diakses Dengan Akun Sekolah

Perpustakaan digital sudah di terapkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di ikuti oleh beberapa institusi pendidikan perguruan tinggi dan sekolah menengah atas.

Kemudahan perpustakaan digital sangat di rasakan oleh siswa-siswi yang hendak meminjam buku tanpa harus repot administrasi. Cukup memesan buku secara online, lalu menunjukkan kode peminjaman di komputer sekolah yang terintegrasi.

4. Sistem Administrasi, Contoh Digitalisasi Pendidikan Idaman Siswa dan Wali Murid

Apa yang paling tidak di sukai siswa dan wali murid? Administrasi yang bertele-tele!

Banyak siswa maupun mahasiswa yang membutuhkan surat perizinan, surat keterangan siswa aktif, hingga surat mengikuti kegiatan tertentu. Umumnya, kebutuhan ini mendadak sehingga semakin cepat semakin bagus!

Contoh digitalisasi pendidikan dalam bidang administrasi akan menjadi win win solution bagi tenaga administrasi dan siswa. Tenaga administrasi tidak perlu mencetak surat ataupun menunggu alur yang panjang hingga sampai di tangan siswa.

Profil Pelajar Pancasila dan Elemen dalam Pendidikan Indonesia

Profil Pelajar Pancasila dan Elemen dalam Pendidikan Indonesia

Profil Pelajar Pancasila merupakan konsep yang di usung oleh pemerintah Indonesia guna membentuk karakter pelajar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Pengertian Profil Pelajar Pancasila

Di lansir laman Pusat Informasi Guru Kemdikbud, Profil Pelajar Pancasila adalah harapan ciri karakter dan kompetensi yang bisa di raih oleh peserta didik. Selain itu, Hal tersebut di dasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Kegunaan Profil Pelajar Pancasila

Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan dalam format yang lebih mudah di pahami seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
Panduan pengembangan karakter pendidik dan pelajar Indonesia
Tujuan akhir seluruh pembelajaran, program, dan kegiatan satuan pendidikan.

Di kutip dari laman Cerdas Berkarakter Kemdikbud, berikut adalah isi dari 6 ciri Profil Pelajar Pancasila:

1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia

Pelajar Indonesia berakhlak mulia merupakan pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, Mereka mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya, sekaligus menerapkan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Elemen kunci dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia:
  • Akhlak beragama
  • Akhlak pribadi
  • Akhlak terhadap Manusia
  • Akhlak ke alam
  • Akhlak bernegara

2. Berkebinekaan Global

Pelajar Indonesia mampu mempertahankan budaya luhur, lokalitas, identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka. Selain itu, Hal ini diterapkan dalam berinteraksi dengan budaya lain.

Tujuannya agar bisa menumbuhkan rasa saling menghargai, sehingga karakter positif bisa berkembang, tumbuhnya budaya luhur yang positif, dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen kunci berkebinekaan global:

  • Mengenal dan menghargai budaya
  • Skill komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama
  • Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan

3. Mandiri

Pelajar mandiri yang bertanggung jawab dengan proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci mandiri:

  • Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi
  • Regulasi diri

Baca Juga : Contoh Pendidikan Informal dan Nonformal di Masyarakat

4. Bergotong Royong

Pelajar berkemampuan untuk bergotong-royong. Selain itu, Mereka memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas secara bersama-sama dengan suka rela, supaya kegiatan yang dikerjakan bisa berjalan lancar, mudah dan ringan.

Elemen bergotong royong:

  • Kolaborasi
  • Kepedulian
  • Berbagi

5. Bernalar Kritis

Pelajar bernalar kritis adalah mereka yang mampu secara objektif memproses informasi (kualitatif maupun kuantitatif), membangun keterkaitan berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, hingga menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis:

  • Mendapatkan dan memproses informasi serta gagasan
  • Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
  • Refleksi pemikiran dan proses berpikir
  • Pengambilan keputusan

6. Kreatif

Pelajar kreatif dalam memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, serta berdampak.

Elemen kunci kreatif:

  • Menghasilkan gagasan orisinal
  • Menghasilkan karya dan tindakan orisinal
  • Itu tadi penjelasan seputar profil Pelajar Pancasila beserta ciri dan elemen kuncinya

Selain itu, Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan, diharapkan pelajar bisa unggul dalam akademis dan juga punya karakter kuat yang mampu menghadapi tantangan zaman.

Contoh Pendidikan Non Formal Bagi Anak

Contoh Pendidikan Non Formal Bagi Anak

Contoh Pendidikan Non Formal – Pendidikan non-formal untuk anak tidak seperti pendidikan formal yang wajib di lakukan di sekolah dengan program dan terjadwal. Aktivitas ini bisa di lakukan kapan saja bahkan di rumah dan di ajarkan sendiri oleh orang tua. Lalu apa saja contohnya? Simak pembahasan berikut.

1. Pendidikan Budi Pekerti

Pendidikan non-formal pertama yang bisa di lakukan orang tua kepada buah hatinya yaitu memberikan pendidikan budi pekerti. Tentu saja hal ini sangat penting sebab mempengaruhi perilakunya hingga dewasa. Dengan demikian, sudah seharusnya ditanamkan sejak dini.

Anak tentu perlu untuk di berikan bimbingan, tidak hanya pengetahuan tetapi juga budi pekerti supaya mampu memiliki daya saing di sertai dengan akhlak mulia. Meskipun potensi anak telah ada sejak lahir, namun mereka tetap memerlukan bimbingan supaya berkembang ke arah yang lebih baik.

Kesimpulannya, pendidikan budi pekerti mengacu pada penanaman dan pengembangan budi pekerti yang luhur. Pengajaran tersebut di antaranya sikap tanggung jawab, jujur, sopan santun, ikhlas, di siplin, dan lain sebagainya.

2. Pendidikan Agama

Pendidikan yang di berikan kepada buah hati tidak hanya menyangkut kecerdasan, kemampuan dalam mata pelajaran dan keterampilan. Namun, anak harus di bekali dengan ilmu agama supaya ketika dewasa dapat membedakan antara mana yang benar dan salah. Selain itu, anak juga dapat menjaga dirinya sendiri dari pergaulan bebas.

Di era globalisasi, anak-anak telah mampu mengakses informasi tak terbatas hingga kadang kurang pengawasan orang tua. Dengan demikian, mereka sangat mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas jika tidak dibekali ilmu agama. Inilah mengapa pendidikan agama sangat penting.

Baca Juga : Mengenal Sistem Pendidikan Nasional Indonesia serta Fungsi

3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan cerminan perilaku baik dari anak. Pencerminan tersebut meliputi toleransi pada perbedaan, jujur dalam perkataan, tertib dengan peraturan, dan sifat religius. Selain itu, karakter juga mencakup sikap mandiri, bersahabat, inovatif, kreatif, dan peduli dengan sosial maupun lingkungan. Dengan demikian, dengan pengembangan karakter anak mampu untuk memaksimalkan potensi diri dan kehidupan sekitar.

Pembentukan karakter tidak hanya bertumpu pada pendidikan di sekolah, namun juga pendidikan yang di dapatkan di rumah oleh orang tuanya. Selain itu, bisa di dapatkan dari berbagai kegiatan positif di antaranya olahraga, musik, dan lain-lain.

4. Pendidikan Sopan Santun

Sopan santun mengandung pengertian bentuk kepekaan atau kesadaran kita terhadap perasaan orang lain. Namun, hal ini tidak di bawa anak sejak lahir. Dengan demikian, orang tua harus mengajarkan dan menanamkan sejak kecil.

Sopan santun juga tidak termasuk sebagai aturan tertulis, namun di butuhkan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sosial. Dengan memiliki sopan santun, anak akan memiliki bekal di masa depan supaya mampu hidup bersama dengan orang lain.

5. Pendidikan Mental

Dengan memiliki mental yang tangguh, maka anak tidak akan mudah menyerah dan memiliki motivasi untuk berani mencoba hingga berhasil. Selain itu, anak juga akan berani bertanggung jawab dan berlapang dada saat menghadapi kegagalan. Nah, untuk mendapatkan mental tangguh setengahnya di dapatkan dari faktor genetik, separuhnya lagi dari lingkungan sosial. Dengan demikian, pembentukan mental dapat di bentuk dan di latih.

Saat proses belajar, ada saatnya anak menemukan kejenuhan. Di sinilah peran orang tua penting untuk memberikan kata-kata positif supaya tidak putus asa mengejar impian. Saat inilah anak akan kembali mendapatkan kepercayaan dirinya.