Contoh Pendidikan Non Formal – Pendidikan non-formal untuk anak tidak seperti pendidikan formal yang wajib di lakukan di sekolah dengan program dan terjadwal. Aktivitas ini bisa di lakukan kapan saja bahkan di rumah dan di ajarkan sendiri oleh orang tua. Lalu apa saja contohnya? Simak pembahasan berikut.
1. Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan non-formal pertama yang bisa di lakukan orang tua kepada buah hatinya yaitu memberikan pendidikan budi pekerti. Tentu saja hal ini sangat penting sebab mempengaruhi perilakunya hingga dewasa. Dengan demikian, sudah seharusnya ditanamkan sejak dini.
Anak tentu perlu untuk di berikan bimbingan, tidak hanya pengetahuan tetapi juga budi pekerti supaya mampu memiliki daya saing di sertai dengan akhlak mulia. Meskipun potensi anak telah ada sejak lahir, namun mereka tetap memerlukan bimbingan supaya berkembang ke arah yang lebih baik.
Kesimpulannya, pendidikan budi pekerti mengacu pada penanaman dan pengembangan budi pekerti yang luhur. Pengajaran tersebut di antaranya sikap tanggung jawab, jujur, sopan santun, ikhlas, di siplin, dan lain sebagainya.
2. Pendidikan Agama
Pendidikan yang di berikan kepada buah hati tidak hanya menyangkut kecerdasan, kemampuan dalam mata pelajaran dan keterampilan. Namun, anak harus di bekali dengan ilmu agama supaya ketika dewasa dapat membedakan antara mana yang benar dan salah. Selain itu, anak juga dapat menjaga dirinya sendiri dari pergaulan bebas.
Di era globalisasi, anak-anak telah mampu mengakses informasi tak terbatas hingga kadang kurang pengawasan orang tua. Dengan demikian, mereka sangat mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas jika tidak dibekali ilmu agama. Inilah mengapa pendidikan agama sangat penting.
Baca Juga : Mengenal Sistem Pendidikan Nasional Indonesia serta Fungsi
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan cerminan perilaku baik dari anak. Pencerminan tersebut meliputi toleransi pada perbedaan, jujur dalam perkataan, tertib dengan peraturan, dan sifat religius. Selain itu, karakter juga mencakup sikap mandiri, bersahabat, inovatif, kreatif, dan peduli dengan sosial maupun lingkungan. Dengan demikian, dengan pengembangan karakter anak mampu untuk memaksimalkan potensi diri dan kehidupan sekitar.
Pembentukan karakter tidak hanya bertumpu pada pendidikan di sekolah, namun juga pendidikan yang di dapatkan di rumah oleh orang tuanya. Selain itu, bisa di dapatkan dari berbagai kegiatan positif di antaranya olahraga, musik, dan lain-lain.
4. Pendidikan Sopan Santun
Sopan santun mengandung pengertian bentuk kepekaan atau kesadaran kita terhadap perasaan orang lain. Namun, hal ini tidak di bawa anak sejak lahir. Dengan demikian, orang tua harus mengajarkan dan menanamkan sejak kecil.
Sopan santun juga tidak termasuk sebagai aturan tertulis, namun di butuhkan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sosial. Dengan memiliki sopan santun, anak akan memiliki bekal di masa depan supaya mampu hidup bersama dengan orang lain.
5. Pendidikan Mental
Dengan memiliki mental yang tangguh, maka anak tidak akan mudah menyerah dan memiliki motivasi untuk berani mencoba hingga berhasil. Selain itu, anak juga akan berani bertanggung jawab dan berlapang dada saat menghadapi kegagalan. Nah, untuk mendapatkan mental tangguh setengahnya di dapatkan dari faktor genetik, separuhnya lagi dari lingkungan sosial. Dengan demikian, pembentukan mental dapat di bentuk dan di latih.
Saat proses belajar, ada saatnya anak menemukan kejenuhan. Di sinilah peran orang tua penting untuk memberikan kata-kata positif supaya tidak putus asa mengejar impian. Saat inilah anak akan kembali mendapatkan kepercayaan dirinya.